Danau Toba, Samosir Jangan Dikotori Dengan Kotoran Peliharaan, Tapi, Bukan Itu Maksudnya
  • Jelajahi

    Best Viral Premium Blogger Templates

    Kode IT


    terkini

    Danau Toba, Samosir Jangan Dikotori Dengan Kotoran Peliharaan, Tapi, Bukan Itu Maksudnya

    Dimas ( Redaksi )
    3 Oktober 2022, 10/03/2022 06:51:00 AM WIB Last Updated 2022-10-03T00:40:42Z
    Sumut_Harian-RI.com
    Ormas batak, harus ikut menertibkan moral 
     
    Gaya hidup di kota mirip dengan gaya hidup di desa 
    Dan sebaliknya
    Memang, sulit untuk dibina, mudah untuk mencelah, misalkan kehidupan sehari hari di zaman akhir akhir ini, tanpa memperhatikan peduli moralitas, dalam bermasyarajat, bertetangga, misalkan dalam hidup ke kafean bernyanyi, cukup mengganggu tetangga dan anak sekolah untuk belajar di rumah masing masing warga, ribut suara pakai mic, pembesar suara harus mulai Jam Lima sore hingga sampai Jam 01,00 wib malam, Cukup mengganggu kan?

    Bgaima pula anak pemilik usaha tadi kesempatan untuk belajar

    Hal ini dimaksud moralitas tadi, Danau toba jangan dikotori pemeliharaan kotoran, tapi bukan itu maksudnya
    Kotoran moral lah diartikan sesungguhnya 
    Ujar tokoh masyarakat pada media 1/10/2022 di salah satu desa yang enggan disebutkan nama Desa Nya, tandasnya.

    Masyarakat cukup tipis imannya, sebaliknya pihak pemerintah setempat, enggan juga menegornya, kenapa??? 
    Bisa disebutkan ke engganannya, karena massa nya ikut tim pemenangnya, Pangkas nya lagi
    Jangan dikotori, cukup luas pengertian nya.

    Tokoh agama pun pemilik jubah kotbah tinggal diam Kenapa tinggal diam??? 
    Secara personalnya, dia sendiri sadar tidak sadar juga sudah ikut berkolaborasi, koalisi sudah menikmati itu, kotbah tinggal kotbah dan tidak bermasyarakat langsung.

    Selain pada hari tertentu saja, artinya hanya kotbah, tanpa perbuatan yang berani, melawan pengotoran itu, misalkan Acara pelelangan bisnis ekonomi itu di tempat yang suci, sudah terbiasa lelang 
    Bayangkan umat manusia, atau masyarakat banyak berteriak, Tuhan, Tuhan, ampunilah kami Tuhan dalam doanya, ketika terjadi gempa baru baru ini, tadi malam pukul, 2,30 pagi tanggal 1/10/2022 disalah kota Tarutung 

    Ibu kota Tapanuli Utara, dekat dengan Sungai aek sigeaon dan tempat pusat gereja, yang terbesar di sumut 

    Namun disana banyak umat menangis, sedih dan bangunan rusak, apa tidak ada perhatian, manusia Berobah dari kotoran, misalkan pemecatan umat disalah satu pagaran, jemaat dan makosing disana, pindah memindahkan, apa tidak menangis yang tertindas???? Moralitas??? 
    Ahlak, perilaku yang dimaksud kotoran, bukan kotoran ternak, untuk danau toba, samosir maksudnya, melainkan ahlak dan perilaku khusus ditano batak 
    Egois, sombong, tidak ramah lewat berpakaian sopan ikut ikutan ala Barat, kita ketimuran 

    Jadi kita ini sudah bergeser nilai dan tata krama, sopan santun, menjurus ke mammon Ujar tokoh adat dan tokoh pendidik, yang enggan disebutkan identitasnya 
    Hingga berita ini diturunkan, tokoh tadi masih menatapi penyanyi penyanyi di salah satu tempat 

    MARI kita ikuti dan kita petik intinya, bege, boan, barita, pungkasnya menutup Untuk menunggu giliran, apa gempa di tanah batak, bukan teguran Tuhan??? Apa tidak cara Tuhan, untuk mempermalukan penguasa kedua kasus Sambu di kepolisian

    Kepolisian adalah penegak hukum pertama, berikut lagi kasus hakim agung, tempat mencari, benteng terakhir menuai keadilan. (HR-RI.Horas Situmorang)
    Komentar
    Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
    • Danau Toba, Samosir Jangan Dikotori Dengan Kotoran Peliharaan, Tapi, Bukan Itu Maksudnya

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Terkini

    Topik Populer