Majelis Darul Maslaha Safari Pengenalan Harokah Wasathiyah Islam Sebagai Moderasi Beragama
  • Jelajahi

    Best Viral Premium Blogger Templates

    Kode IT


    terkini

    Majelis Darul Maslaha Safari Pengenalan Harokah Wasathiyah Islam Sebagai Moderasi Beragama

    Dimas ( Redaksi )
    20 April 2023, 4/20/2023 09:22:00 AM WIB Last Updated 2023-04-20T02:22:57Z


    MEDAN_Harian-RI.com
    Majelis Pimpinan Darul Maslaha menyelenggarakan safari pengenalan harokah Wasathiyah Islam sebagai
    model moderasi beragama ke beberapa tempat di Kota Medan.
    Dikemas dalam bentuk kegiatan Taklim Keumatan dan Mujadalah Umat Safari diselenggarakan 
    dengan menghadirkan ustadz-ustadz kondang di Kota Medan sebagai pemateri dan tokoh 
    masyarakat serta kaum milenial sebagai peserta dan dilaksanakan pada Selasa (18/4) di Masjid Al Hidayah Jl. Pahlawan Gang Anom Kelurahan Pahlawan Kecamatan Medan Pahlawan.
    Di Masjid Al Hidayah Jl. Pahlawan Gang Anom Kelurahan Pahlawan Kecamatan Medan Perjuangan ini menghadirkan penceramah Ketua Dewan Tanfidzi Forum Umat Islam Sumatera Utara Ustadz Drs Indra Suheri MA .

    Ketua Majelis Pimpinan Darul Maslaha Baun Soripada Siregar, selaku inisiator kegiatan menyebutkan bahwa safari pengenalan moderasi beragama tersebut 
    diselenggarakan untuk mengenalkan dan mempopulerkan harokah Wasathiyah Islam sebagai 
    dasar bagi Umat Islam di Kota Medan dalam bermoderasi.
    "Sekaligus membantah pandangan 
    miring yang menuding bahwa moderasi beragama adalah praktek yang melemahkan umat islam, 
    menjauhkan Umat Islam dari Ajaran Islam dan bahwa moderasi beragama melunturkan aqidah 
    Umat Islam. Pandangan miring yang menuding bahwa moderasi beragama adalah hal yang baru 
    dan tak terdapat dalam Ajaran Islam," ujar Baun Soripada Siregar.
    Menurut Baun Siregar, faktanya Wasathiyah Islam sebagai harokah dalam bermoderasi sudah diajarkan 
    oleh Rasululullah SAW yang antara lain ditunjukkan dengan Piagam Madinah yang pada intinya 
    menghargai eksistensi dan keberadaan umat bergama lain di luar Islam. Begitu pula praktek 
    kehidupan yang dicontohkan oleh Rasulullah dalam berinteraksi dengan umat beragama lain 
    dengan penuh rasa hormat dan saling menghargai satu terhadap lainnya.

    Menurut Baun Siregar, kegiatan safari lebih difokuskan kepada kaum milenial dengan harapan pengenalan Wasathiyah 
    Islam sejak dini akan menanamkan kemampuan meyakini, memahami dan menjalankan Ajaran 
    Islam secara seimbang, adil dan tegak lurus. Tidak berlebihan hingga melampaui batas, tidak pula 
    mengurang-ngurangi untuk memudahkan. Sejak remaja mengasah kemampuan bertoleransi dan 
    menjauhkan sikap saling membenci, radikal dan intoleran.
    Baun Soripada Siregar mengajak seluruh peserta Taklim Keumatan untuk bersama-sama 
    mengamati perkembangan praktek moderasi beragama di tengah-tengah masyarakat.
    " 4 
    indikator yang selaras dan saling berkaitan adalah komitmen kebangsaan, toleransi, anti 
    kekerasan dan penghargaan terhadap budaya lokal," terang Baun. 
    Baun Soripada Siregar juga mengajak seluruh peserta taklim dan mujadalah untuk bersama-sama 
    ikut berperan serta dalam memperkenalkan dan mempopulerkan harokah Wasathiyah Islam 
    sebagai model moderasi beragama. Didahului dengan langkah awal memperkuat aqidah dan memperluas rasa toleransi.

    Sementara itu, Ustadz Drs Indra Suheri MA mengatakan, pemahaman dan praktik amaliyah keagamaan Islam Wasathiyah memiliki 10 
    ciri-ciri sebagai berikut; Tawassuth (mengambil jalan tengah), yaitu pemahaman 
    dan pengamalan yang tidak ifrath (berlebih-lebihan dalam beragama) dan tafrith 
    (mengurangi ajaran agama);Tawazun (berkeseimbangan), yaitu pemahaman dan 
    pengamalan agama secara seimbang yang meliputi semua aspek kehidupan, baik 
    duniawi maupun ukhrawi, tegas dalam menyatakan prinsip yang dapat membedakan 
    antara inhiraf (penyimpangan) dan ikhtilaf (perbedaan). I’tidal (lurus dan tegas), 
    yaitu menempatkan sesuatu pada tempatnya dan melaksanakan hak dan memenuhi 
    kewajiban secara proporsional.
    Selanjutnya, tambah Ustadz Indra Suheri, ada Tasamuh (toleransi), yaitu mengakui dan 
    menghormati perbedaan, baik dalam aspek keagamaan dan berbagai aspek 
    kehidupan lainnya. Musawah (egaliter), yaitu tidak bersikap diskriminatif pada 
    yang lain disebabkan perbedaan keyakinan, tradisi dan asal usul seseorang.
    "Prinsip syura (musyawarah), yaitu setiap persoalan diselesaikan dengan 
    jalan musyawarah untuk mencapai mufakat dengan prinsip menempatkan 
    kemaslahatan di atas segalanya.Ishlah (reformasi), yaitu mengutamakan prinsip 
    reformatif untuk mencapai keadaan lebih baik yang mengakomodasi perubahan dan 
    kemajuan zaman dengan berpijak pada kemaslahatan umum (mashlahah ‘amah) 
    dengan tetap berpegang pada prinsip al-muhafazhah ‘ala al-qadimi al-shalih wa al-
    akhdzu bi al-jadidi al-ashla," terang Ustadz Indra Suheri.
    Selain itu, tambah Ustadz Indra Suheri,  Aulawiyah (mendahulukan yang prioritas), yaitu 
    kemampuan mengidentifikasi hal ihwal yang lebih penting harus diutamakan untuk 
    diimplementasikan dibandingkan dengan yang kepentingannya lebih 
    rendah; Tathawwur wa Ibtikar (dinamis dan inovatif), yaitu selalu terbuka untuk 
    melakukan perubahan-perubahan sesuai dengan perkembangan zaman serta 
    menciptakan hal baru untuk kemaslahamatan dan kemajuan umat manusia. 
    Dan Tahadhdhur (berkeadaban), yaitu menjunjung tinggi akhlakul karimah, 
    karakter, identitas, dan integritas sebagai khairu ummah dalam kehidupan kemanusiaan dan peradaban.


    kegiatan Taklim Keumatan dan Mujadalah Umat Safari diselenggarakan dalam rangka penguatan moderasi beragama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan 
    bernegara di Indonesia pada umumnya dan di Kota Medan pada khususnya


    Dimulai dengan kegiatan taklim keumatan pada hari Minggu (16/4) dengan 
    mengambil tempat di rumah salah seorang warga di kawasan Kelurahan Sei Kera Hulu, 
    Kecamatan Medan Perjuangan. Mengambil thema Wasathiyah Islam : Harokah Moderasi 
    Beragama Dalam Memperkuat NKRI yang Berdasarkan Pancasila, Kebhinekaan, Nasionalisme dan 
    UUD 45. Menghadirkan Ustadz Drs. Indra Suheri, MA, Ketua Dewan tanfidzi FUISU sebagai 
    pemateri, taklim keumatan diikuti oleh kurang lebih 80 orang peserta.
    Kegiatan yang sama dilanjutkan Senin (17/4) di Kecamatan Medan Helvetia bekerja sama dengan Himpunan Muda-Mudi Islam Akbar (HIMMIA), Majelis Pimpinan Darul Maslaha menyelenggarakan Mujadalah Umat dengan tema Wasathiyah Islam: Harokah 
    Moderasi Beragama Menuju Islam Rahmatan Lil Alamin di Masjid Al Ikhlas, Jl. Bakti Luhur No. 
    113, Kel. Dwikora, Kec. Medan Helvetia. Mujadalah yang dihadiri oleh kurang lebih 60 orang 
    peserta tersebut menampilkan Ustadz Abdul Latif Khan, SAg. sebagai pemateri.
    Berikutnya, pada Selasa (18/4) safari kembali menyasar Kec. Medan Perjuangan bekerjasama dengan BKM Masjid Al Hidayah.
    Komentar
    Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
    • Majelis Darul Maslaha Safari Pengenalan Harokah Wasathiyah Islam Sebagai Moderasi Beragama

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Terkini

    Topik Populer