
Banda Aceh_Harian-RI.com
Pemilihan Umum atau Pemilu merupakan perwujudan dari kedaulatan mutlak rakyat bangsa Indonesia sebagai negara demokrasi. Nilai demokrasi pada pemilu antara lain setiap tahapan penyelenggaraan pemilu sesusai mengandung kepastian hukum. Agar tercipta derajat kompetisi yang sehat, partisipatif, dan mempunyai derajat keterwakilan yang lebih tinggi, serta memiliki mekanisme pertanggungjawaban yang jelas, maka kami dari mashisuwa ingin memanto kesetiap ada pemilihan ujerny salah seorang mahsisua bernama roby mengata kan pada media harian RI melalui.tulisan penyelenggaraan
pemilihan umum harus dilaksanakan secara lebih berkualitas dan berintegritas dari waktu ke waktu.
Dalam mewujudkan demokrasi yang berkualitas dan berintegritas peran pemuda sangatlah dibutuhkan sebab pemuda merupakan “Agent Of Change”, pemuda diharapkan dapat berpartisipasi dalam pesta demokrasi mendatang. Partisipasi tersebut tidak hanya datang ke tempat pemungutan suara saja melainkan bisa mengambil peran untuk menyukseskan pemilu.
Salah satu langkah yang penting ia lah pemahaman yang benar tentang pemilu agar kaum milenial bisa turut andil dalam bagian pesta demokrasi ini. Dalam hal ini masih banyak anak muda yang memandang sebelah mata dan menilai negatif dunia politik. Hal tersebut yang membuat peran serta mereka masih kurang dalam pelaksanaan pemilu.
Jadi memang saya melihat selama ini banyak yang menganggap partai politik itu kotor. Partai politik hanya merebut kekuasaan. Itu tidak tepat.”
Maka dari itu agar pemahaman yang diberikan kepada kaum milenial tidak hanya disampaikan oleh penyelenggara pemilu saja namun juga oleh pemerintah, hingga partai politik.
Jika menjelaskan ruang yang diberikan kepada para milenial ini, saya berharap akan banyak kaum muda yang tidak ragu lagi untuk berpartisipasi dalam penyelenggaraan Pemilu 2024. Misalnya saja dengan bergabung menjadi Kader Politik, memantau jalannya pemilu sehingga bila didapati kecurangan dalam pemilu pemuda sebagai garda terdepan dalam menyuarakan kepada pihak yang berwajib, selain sebagai peserta pemilu.
Dari situlah anak anak muda akan melihat. Tapi kalau kita tidak pernah memberi ruang dan ada jarak terus dengan kaum muda, mereka makin jauh, cuek, tidak peduli, tidak tau menau tentang politik.
Pemerintah dalam hal ini seharusnya dapat membekali pemuda pemahaman-pemahaman tentang pemilu yang baik dan benar, melalui sosialisai, workshop, dan lain lain. Sehingga praktek pemilu dapat dijalankan dengan sehat.
Pemuda harus memahami tentang eksploitasi yang dilakukan oleh calon-calon pemimpin yang akan datang, sebab sering kali bakal calon pemimpin kita hanya memanfaatkan pemuda dalam ajang pemilu demi memanfaatkan kepentingan pribadinya. Sehingga pemuda menjadi korban politik dari perbuatan calon pemimpin.
Oleh karena itu, pemuda harus jeli melihat calon pemimpin pemimpin yang akan datang sehingga pemimpin yang dipilih nantinya merupakan pemimpin yang betul betul peduli terhadap masyarakat bukan hanya mementingkan kepentingan keluarga dan kepentingan pribadinya saja. Ujernya
pada media Harian RI. com (Johari)argum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar