
Purwakarta_Harian-RI.com - Pasca aksi Demo warga Desa pangkalan Kecamatan Bojong Kabupaten Purwakarta Propinsi Jawa Barat menuai kritikan dan sorotan dari pakar hukum.
Menurut Pakar hukum Pidana H.Yayat Suheryadi Wowor .SH mengatakan apa yang kami lihat dan dengar dari berbagai macam informasi , apa yang dilakukan Warga pangkalan mendemo kepala Desa dengan cara ada dugaan intimidasi kepala Desa Panggalan Harus mengundurkan diri itu kurang tepat .senin, 12/6 diruang jerjanya
Pasalnya kepala Desa bisa berhenti atau di hentikan itu yang berwenang adalah Bupati.
Ada tiga hal yang harus diperhatikan bahwa kepala desa di berhentikan atau mengundurkan diri itu diantaranya. Kepala Desa sekurang kurangnya selama enam bulan berturut turut tidak bisa melaksanakan tugas, kepala desa dalam keadaan sakit, kepala desa tersandung kasus pidana dan di vonis bersalah. Dan itu semuanya Bupati yang memutuskan.
Itu pun dengan cara melalui prosedur sesuai dengan peraturan pemerintah dan undang undang yang berlaku. Ujarnya
Masih menurut yayat, sebenarnya kalau saya lihat dalam kasus yang menimpa Kepala Desa pangkalan itu seperti ada rekayasa yang sudah di rencanakan buktinya sebelum terjadi demo kalau ga salah ada aksi pemasangan alat peraga seperti spanduk mosi tidak percaya kepada kepala Desa itu sudah jelas menyalahi aturan dan sipelaku atau provokator apalagi ada yang mendanai bisa dilaporkan ujarnya.
DI tempat terpisah Kepala Desa pangkalan Acep Djuhdiana Wireja.S.E mengatakan kejadian kemarin yang di lakukan warga kepada saya sangat di sayayangkan dan diluar dugaan , karena dalam surat undangan kepada warga yang ditandatangani oleh BPD ( Bandan Permusyawaratan Desa ) tanpa ada koordinasi dengan saya selaku kepala Desa.sedangkan isi surat itu " Musyawarah Desa " kenapa terjadi Kisruh yang ujung ujung saya harus mengundurkan Diri. Sedangkan Surat pernyataan yang disodorkan oleh oknum Warga kepada Saya itu sudah dibuatkan, jadi saya tinggal tanda tangan dan dalam keadaan terdesak karena warga banyak serta berkerumun terpaksa saya menanda tanganinya.
Saya tidak menyalahkan warga disini ,tapi kenapa bertindak seperti itu apa mereka ga punya nurani. Sampai sampai anak dan istri saya ngedrop .
Anak saya yang masih sekolah takut dan malu oleh warga karena kejadian bapanya di kerumunin warga. Dan anak saya kena imbasnya .
Tapi alhamdulillah saya dan keluarga di beri kekuatan lahir batin dalam menghadapi cobaan ini. Dan saya berupaya tegar di depan anak isteri supaya mereka tidak terus memikirkan kejadian kemarin.
Saya bingung apa yang dilontarkan warga bahwa saya diduga korupsi.coba korupsi yang mana dan beri penjelasan.
Semua yang telah saya lakukan ( bukan korupsi) semata mata untuk kemajuan Desa pangkalan.ujarnya.
( CR )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar