
Banda Aceh_Harian-RI.com
Ketegangan di lingkungan Pendopo Gubernur Aceh (Meuligo) kembali mencuat.
Beberapa masyarakat yang datang dengan niat menyampaikan aspirasi mengaku dihalangi oleh oknum pengawal.
Kali ini, suara protes datang bukan dari luar, tapi dari lingkaran dalam pendukung Gubernur Aceh H. Muzakir Manaf (Mualem) sendiri.
Jamal luddin Alias TGk Rohid Sempurna Kabid penelitian dan Investasi Aliansi Indonesia Badan penelitian Aset negara angkat bicara menyoroti perilaku arogan para pengawal atau pengamanan tertutup (Pamtup) yang disebut sering memblokir akses masyarakat untuk bertemu langsung dengan Mualem di Pendopo.
Ungkapan Budiman “Mualem tidak tahu kalau ada masyarakat yang ingin menjumpainya. Kami sangat menyesalkan sikap ajudan yang justru menghalangi niat baik rakyat untuk bertemu langsung, Unjar Budiman kepada wartawan di Banda Aceh, Jum'at (10/10/2025).
Menurutnya, beberapa masyarakat bahkan datang karena diundang langsung oleh Mualem untuk berdiskusi atau menyampaikan usulan program.
Namun, saat mereka tiba di Pendopo, yang diterima justru penolakan keras dari pihak pengamanan.
“Ada yang sudah dihubungi langsung oleh Mualem untuk datang, tapi begitu tiba, malah dilarang masuk oleh oknum yang mengaku ajudan. Ini sangat memalukan,” tegasnya.
Ia menegaskan, Mualem selama ini dikenal sebagai pemimpin yang terbuka dan dekat dengan rakyat, bukan tipe pemimpin yang menutup diri di balik tembok birokrasi.
Karena itu, ia mendesak agar Mualem segera menertibkan para pengawal pribadi yang bersikap seolah lebih tinggi dari rakyat.
“Pendopo itu bukan benteng kekuasaan. Itu rumah rakyat. Kalau rakyat tidak bisa masuk ke rumahnya sendiri, lalu untuk siapa pendopo itu dibangun?” ujarnya dengan nada tajam.
Ia juga berharap agar ke depan tidak lagi terjadi miskomunikasi antara tim pengamanan dan masyarakat yang ingin bertemu.
“Kita ingin suasana kekeluargaan seperti dulu kembali. Di mana rakyat bisa langsung bicara dengan Mualem tanpa sekat, tanpa rasa takut, tanpa diintimidasi oleh pengawal yang berlagak jenderal kecil.”
Hingga berita ini diterbitkan, pihak Pendopo Aceh belum memberikan keterangan resmi terkait insiden penghalangan warga tersebut.
Namun, desakan agar Mualem menertibkan etik dan perilaku para pengawal pribadinya kini menjadi sorotan publik.
Di tengah upaya Mualem membangun citra kepemimpinan yang tegas namun merakyat, ulah oknum pengawal yang bertindak seolah "raja kecil" bisa menjadi bumerang.
Publik menilai, loyalitas sejati pengawal bukan ditunjukkan dengan menghalangi rakyat, tetapi dengan menjaga wibawa pemimpin tanpa memutuskan tali komunikasi antara gubernur dan rakyatnya.
“Ini bukan sekadar soal protokol. Ini soal etika kekuasaan,” pungkasnya.
“Karena kalau rakyat mulai merasa terhalang di rumahnya sendiri, maka jarak antara pemimpin dan rakyat sudah mulai dibangun — bukan oleh musuh, tapi oleh orang-orang di sekelilingnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar