JAKARTA_Harian-RI.com
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menargetkan akses jalan penghubung Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Bener Meriah dapat kembali dilalui kendaraan roda empat secara optimal sebelum akhir Desember dua ribu dua puluh lima. Upaya percepatan pemulihan infrastruktur terus dilakukan menyusul banjir dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Provinsi Aceh.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan bahwa Aceh Tengah dan Bener Meriah menjadi dua wilayah yang hingga kini masih menghadapi tantangan terbesar dalam pemulihan akses darat.
“Kami terus memantau jalur Bireuen menuju Bener Meriah. Sejumlah jembatan seperti Meureudu dan Teupin Mane sudah kembali fungsional. Target kami, sebelum akhir Desember seluruh jalur ini dapat dilalui kendaraan roda empat secara optimal,” ujar Abdul Muhari dalam konferensi pers daring, Selasa.
Selain jalur utama, pemerintah juga mengupayakan pembukaan akses alternatif dari Kabupaten Nagan Raya menuju Aceh Tengah guna memperlancar distribusi logistik dan mobilitas masyarakat. Fokus penanganan saat ini diarahkan pada percepatan penyelesaian Jembatan Krueng Beutong, yang progres pembangunannya telah mencapai sekitar tujuh puluh persen.
“Jika jembatan ini dapat dirampungkan dalam waktu dekat, jalur distribusi logistik dari wilayah timur menuju Aceh Tengah akan jauh lebih mudah dan aman,” jelas Abdul.
Ia menegaskan, percepatan penyelesaian infrastruktur jembatan dan jalan merupakan faktor krusial untuk menjamin kelancaran mobilisasi orang, barang, alat berat, serta bantuan logistik ke wilayah terdampak.
“Diharapkan arus distribusi dan mobilitas dapat berjalan lancar, sehingga proses pemulihan pada awal tahun mendatang bisa berlangsung lebih cepat dan signifikan,” katanya.
Hunian Sementara Ditargetkan Rampung Sebelum Ramadhan
Selain pemulihan akses jalan, BNPB juga memprioritaskan pembangunan hunian sementara (huntara) bagi masyarakat terdampak bencana di Aceh. Abdul Muhari menyebutkan, pembangunan huntara ditargetkan rampung pada Februari dua ribu dua puluh enam atau sebelum bulan Ramadhan.
“Hunian sementara akan dibangun dalam bentuk pengungsian terpadu yang dilengkapi layanan kesehatan, layanan psikososial, serta dapur umum,” ujarnya.
Pembangunan huntara direncanakan berlangsung di sejumlah kabupaten, antara lain Aceh Utara, Aceh Tengah, Bener Meriah, Pidie Jaya, Gayo Lues, dan Pidie, serta wilayah terdampak lainnya seperti Aceh Tamiang dan Aceh Timur.
Di sisi lain, BNPB bersama instansi terkait, TNI, Polri, dan pemerintah daerah terus mengerahkan personel serta alat berat untuk melakukan pembersihan material banjir dan longsor di berbagai lokasi terdampak.
“Pembersihan wilayah terdampak terus dilakukan secara maksimal, termasuk di Aceh Tamiang, Aceh Utara, Aceh Timur, Aceh Tengah, dan Bener Meriah,” kata Abdul.
BNPB memastikan koordinasi lintas sektor akan terus diperkuat agar seluruh proses pemulihan infrastruktur dan kehidupan masyarakat pascabencana di Aceh dapat berjalan sesuai target.



Tidak ada komentar:
Posting Komentar