Indramayu_Harian-RI.com
Aksi intimidasi oleh salah satu diduga kuat anggota satpol-pp yang telah beredar di media masa dan online, sejumlah aktivis di indramayu menganggap itu sebagai bukti adanya upaya memberangus kebebasan berpendapat. (07/12/2025).
Peristiwa ini terjadi saat mereka mengkritisi acara pemasangan baligho di salah satu rumah warga, akan tetapi warga mendapatkan intimidasi dari salah seorang oknum Satpol-pp dari kecamatan margadadi-indramayu.
Kalangan aktivis lingkungan hingga kemanusiaan menyebut aksi intimidasi tersebut menunjukkan bahwa "pola-pola otoriter Orba yang berkuasa 32 tahun" masih terjadi hingga kini.
“Ini sebagai penanda bahwa tidak ada lagi yang tersisa dari demokrasi ketika kebebasan sipil orang kembali lagi direnggut,”
Untuk itulah, Aktivis indramayu mendesak atau mengecam keras dan segera mengusut aksi intimidasi yang dilakukan oknum tersebut.
“Jika intimidasi tidak pernah diusut akan menimbulkan efek gentar. Orang-orang jadi takut protes, takut bersuara lantang ke pemerintah desa, ini bisa mempengaruhi kebebasan sipil,” kata salah satu aktivis indramayu.
Saat awak media konfirmasi ke salah satu aktivis mengenai pandangan yang menyebut intimidasi itu, menjawab, “Intinya pihak-pihak yang melarang atau menghentikan kegiatan tersebut apalagi mengintimidasi akan di tindak lanjuti ke ranah hukum."
Sebelumnya, dalam sebuah screenshot perkataan yang dilontarkan salah satu oknum calon kepala desa pabean udik dengan nomor urut 1, dan sekelompok orang yang disebut berasal dari anggota Satpol-pp dari kecamatan margadadi, diduga melakukan tindakan intimidasi hingga oknun calon kuwu tersebut mengatakan memakai bahasa tanah kelahiranya indramayu "Baka bli dukung kita minimal meneng, Bokat digerudug pasukane kita (Kalau tidak mendukung saya, minimal diem, nanti digerudug pasukannya saya) dalam pesan singkat aplikasi whatsapp.
‘Tamparan keras’ aktivis indramayu mengatakan“Harusnya membantu malah mengintimidasi warganya kan bikin malu dimata warganya, karena beliau seorangg calon kuwu (Kepala Desa)” kata aktivis indramayu
Dia menambahkan kejadian itu juga menambah catatan buruk perjalanan demokrasi saat pemilihan kuwu serentak di tahun 2025 sekarangn.
“Hari ini seharusnya kita saling membantu kewarganya, tapi justru intimidasi terhadap kerja-kerja pembela HAM dan lingkungan,Terkait dengan hal ini, namun belum ada tanggapan hingga berita ini tayang. Pungkasnya.
Jimi P. H



Tidak ada komentar:
Posting Komentar