ACEH TIMUR_Harian-RI.com
Tanggu dan Bertanggung Jawab dan Habis kata- kata Saat Meliput Bupati Aceh Timur Oleh Awak Media Harian RI Turun kelapangan di setiap Desa dan kecamatan yang terimbas Banjir Bandang Di Aceh Timur
Bupati Aceh Timur, Iskandar Usman Al-Farlaky,Tak kenal lelah dan letih berangkat secara konvoi menuju Kecamatan Simpang Jernih. Perjalanan ini kita lakukan dalam rangka misi kemanusiaan pasca banjir dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Aceh Timur.
Al-farlaky Simpang Jernih merupakan salah satu wilayah pedalaman yang belum sempat dikunjungi Bupati pascabencana. Sementara kecamatan pedalaman lainnya yang tergolong sulit dijangkau sebelumnya telah berhasil diterobos dan dikunjungi langsung oleh Bupati Minggu 14-12-2025
Penyaluran bantuan dilakukan melalui jalur sungai dengan memanfaatkan kapal motor milik masyarakat setempat. Selain itu, bantuan juga didistribusikan melalui jalur udara menggunakan helikopter. Pada Senin, sekitar pukul 13.00 WIB, rombongan Bupati bertolak dari Pendopo Bupati Idi menuju Aceh Tamiang. Perjalanan darat memakan waktu cukup lama karena harus melewati Kota Langsa dan Kabupaten Aceh Tamiang.
Tanpa kenal lelah dan letih Bupati Aceh Timur Iskandar Al-farlaky Normalnya, perjalanan dari Idi ke Simpang Jernih dapat ditempuh dalam waktu 4–5 jam. Namun, akibat dampak banjir yang juga melanda Langsa dan Tamiang, kondisi jalur darat menjadi terganggu. Memasuki kawasan Simpang Semadam, rombongan melewati sejumlah gampong, salah satunya Desa Babo yang mengalami dampak paling parah. Jejak banjir di wilayah ini menyisakan pemandangan yang memprihatinkan. Bekas air terlihat sangat tinggi, bahkan rata-rata melewati atap rumah warga. Hingga saat itu, belum diketahui secara pasti jumlah korban jiwa di desa dan terus kita data ucap bupati
Muspika Simpang Jernih menjemput dan kemudian menuntun rombongan Bupati Aceh Timur secara perlahan menuju titik tujuan. Namun, pada pukul 20.24 WIB, rombongan terpaksa berhenti di Dusun Serkil, Desa Batu Bedulang, Kecamatan Bandar Pusaka. Kondisi jalan yang terjal, berlumpur, serta gelap membuat perjalanan tidak memungkinkan untuk dilanjutkan.
Jarak menuju Simpang Jernih Aceh Timur, diperkirakan masih tersisa sekitar dua hingga tiga kilometer. “Ya, tadi kami mengalami sedikit insiden karena jalur yang terjal dan berlumpur. Salah satu kendaraan sempat kehilangan fungsi rem dan terjadi benturan ringan dengan mobil di depan. Mengingat kondisi sudah gelap, kami memilih bermalam di sini dan melanjutkan perjalanan besok,” ujar Bupati Al-Farlaky.
Bupati mengungkapkan, target awalnya adalah menerobos tiga desa untuk menemui langsung masyarakat, yakni Batu Sumbang, Batu Kera, Bidari, dan Rantau Panjang. Namun, berdasarkan laporan yang diterima, Desa Rantau Panjang hingga kini masih dalam kondisi terisolir ucap bupati kepada awak Media Harian RI Aceh,resiko apapun saya hadapin demi masyarakat Aceh Timur,musibah bencana banjir bandang ini derita masyarakat saya mereka sangat menderita dan kehilangan segalanya dan saya pun selaku Bupati bertanggung jawab dan ini juga derita saya terlihat bupati Iskandar Al-farlaky terlihat Sedih dan meneteskan air mata sambil menundukkan kepalanya.



Tidak ada komentar:
Posting Komentar