Ketua IWO Indonesia Kepri Khatib Idul Fitri di Mesjid Thoriqul Jannah Mitra Raya Batam Center Batam Kota
  • Jelajahi

    Best Viral Premium Blogger Templates

    Kode IT


    terkini

    Ketua IWO Indonesia Kepri Khatib Idul Fitri di Mesjid Thoriqul Jannah Mitra Raya Batam Center Batam Kota

    Dimas ( Redaksi )
    10 April 2024, 4/10/2024 06:09:00 PM WIB Last Updated 2024-04-10T11:09:55Z

     



    Batam_Harian-RI.com

    Nursalim Turatea anggota Persatuan Muballigh Kota Batam yang juga ketua Ikatan wartawan online Indonesia Provinsi Kepri tahun ini bertindak sebagai Khotib sekaligus imam IdulFitri di mesjid Thoriqul Jannah Perumahan Mitra Raya Batam Center bertepatan dengan hari Rabu, 10 Maret 2024 pukul 07.00 WIB.


    Suara takbir,tahlil, dan tahmid menggema di sepanjang jalan tak terkecuali di dalam mesjid sebagai pertanda semaraknya pelaksanaan hari raya idul Fitri tahun ini.


    Nursalim yang aktif menulis dibeberapa media baik lokal maupun media Nasional dalam khotbahnya menekankan bahwa hari Raya Idul fitri hari ini adalah hari Silatur Rahim, hari ini  ada orang yang  meneteskan air mata, rindu pada  anak yang ada di perantauan, bahkan kangen  pada orang tuanya yang telah tiada,  sanak saudara yang telah mendahului, haru dan sedih mengenang segala kebaikan dan budi luhurnya.


    Hari ini adalah hari yang tepat mengingat segala dosa yang perna kita lakukan,  baik dosa kepada Allah, maupun dosa kepada sesama manusia, terlebih dosa seorang anak  kepada kedua orang tuanya.


    Jangan sampai berkahnya ramadhan dan mulianya hari raya idul fitri hari ini, tidak  kita dapatkan, karena kedurhakaan  dan dosa seorang anak kepada orang tuanya. Orang tua adalah tumpuan anak-anaknya, orangtua adalah harapan anak-anakanya, bahkan orangtua adalah tempat curahan hati dan keluh kesah anak- anaknya. 


    Maka dari itu, pesan kami kepada   yang masih ada orangtuanya, jagalah, rawatlah, dan sayangilah orangtuamu,  karena mereka adalah orang yang paling berjasa dalam hidupmu, dan mereka adalah syurgamu di dunia dan akhirat nanti.


    Allahu Akbar 3x Walillahil Hamdu.


    Kasih sayang orangtua terhadap anak, jauh  lebih dalam dari pada kasih sayang anak terhadap orangtuanya, orangtua mampu melahirkan, menyusui, mengasuh, mendidik dan membesarkan sepuluh orang anak, dengan cinta dan  kasih sayang yang sama. 


    Tapi sepuluh orang anak kadang tidak mampu memelihara satu orang ibu, kadang tidak mampu merawat satu orang ayah. Banyak orangtua yang terlantar, hidup dalam kemiskinan, sakitnya tak terawat, bahkan mati dalam kesengsaraan, karena tak satupun anak yang peduli sama orangtuanya. 


    Seburuk apapun orangtuamu itu,  Ia tetap adalah  orang tuamu. Bahkan ada anak yang tak ingin lagi serumah dengan orangtuanya, dengan alasan orangtuaku kotor menjijikkan, tak bisa merawat dirinya, merepotkan, pikun, sakit – sakitan, bahkan menjadi beban hidupnya. 


    Pada hal dimasa kecilmu, ibumu ikhlas, bangga dan gembira membersihkan kotoranmu, disaat kau sakit, ibumu, ayahmu tak bias tidur, mengdengarkan keluhanmu, kau menangis ibumu ikut menangis, sebagai ungkapan rasa cinta yang tulus kepadamu. 


    Lalu kebaikannya kau balas dengan melukai hati serta menyakiti perasaannya. 

    Sebuah kisah di zaman Rasulullah Saw, pada suatu hari ada seorang pemuda penghadapan kepada Rasulullah saw, pemuda tersebut menggugat dan mengadukan ayah kandungnya, dan mengatakan ya  Rasulullah, ayahku telah mengambil dan mencuri hartaku, aku tuntut ayahku, kiranya engkau Ya Rasulullah dapat menghukum sebesar - besarnya. Maka  Rasulullah saw memerintahkan agar sang ayah itu dihadapkan kepadanya, maka datanglah seorang orangtua yang sudah rentah, kurus dan membungkuk, dengan nafas ter engah – engah, dihadapan Rasulullah, Nabi bertanya kepada orangtua itu, Wahai orang tua, benarkah engkau mencuri dan merampas harta anakmu ini?. 


    Lalu orangtua itu memandang Rasulullah dengan tatapan yang meng ibah, seraya meneteskan air matanya, dengan suara terbata- bata keluar dari bibir orangtua itu, sambil berkata,  Ya Rasulullah, betul aku mencuri dan merampas harta anakku, maafkan aku ya Rasulullah, maafkan aku ya Rasulullah, maafkan Aku ya Rasullullah, sambil orangtua itu membungkukkan badannya di hadapan Rasullullah, lalu Rasulullah.


    Dilanjutkannya bahwa membangunkan orangtua itu, lalu memandang wajahnya, Rasulullah tak sadar meneteskan air mata, melihat keadaan orang tua yang memang sudah tua rentah, tak sanggup lagi berdiri, lalu sang ayah itu berkata kepada Rasulullah saw, Ya Rasul, memang aku mengambil harta milik anakku, tapi  hanya untuk memberi makan kepada ibunya yang sedang sakit dirumahku, 


    Demi Allah Ya Rasulullah, tidak ada sesuap nasi yang bisa saya berikan kepada ibunya, dan akupun tak rela melihatnya mati kelaparan dipangkuanku, karena aku lama  menunggu  anakku akan datang menjenguk ibunya, berhari – hari aku menanti anakku bisa melihat dan merawat ibunya, bahkan aku berharap anakku, dapat memberinya sesuap nasi untuk ibunya, tapi anakku tak kunjung datang, dan ibunya semakin lemah tak berdaya karena kelaparan, maka aku memutuskan mengambil sedikit dari harta anakku untuk ibunya, kini aku kembalikan harta ini kepada anakku Ya Rasululah.  maafkan aku anak. , ambillah hartamu ini, sudah tidak ada gunanya, karena ibumu juga sudah meninggal, ibumu sudah tiada, sudah tertutup dengan kain putih.  


    Dulu anak,  aku yang kaya dan engkau yang miskin, dulu anak, aku yang kuat engkau yang lemah, saat ini aku lemah, engkau yang kuat, aku miskin engkau yang kaya anakku. Ya Rasulullah maafkan atas perbuatanku sebagai seorang ayah. Ketika Rasulullah mendengarkan Jawaban orangtua itu, Rasulullah Saw ikut menangis bersama orangtua itu,  dan memandang anak  yang durhaka itu, sambil bersabda : ANTA WA MALIKA LIYABIKA “ Engaku dan Hartamu adalah milik orangtuamu. Tak pantas engkau memperlakukan orangtuamu seperti itu.


    Oleh karena itu, setelah kita pulang dari tempat ini, tataplah  wajah orangtua kita masing - masing, maka terbayang diraut wajahnya kalau dia sudah tua, kini pipinya telah keriput, rambutnya telah memutih, mungkin mereka tidak lama lagi bersama kita. Apaka kita tak menyesal, kalau orang yang paling sabar itu,  sering kita bentak dan di cacimaki, ibu orang yang paling banyak menanggung beban, justru kita  sakiti,  ayah orang yang paling sibuk mencari nafkah, tak peduli dia dihina dan dibentak oleh orang lain, justru kita bohongi,  tapi setiap kali ibu kita sakiti, setiap kali ayah kita bohongi, hari itu juga  ia memaafkan kita, itulah orangtua.  Bahkan ibu yang lemah tak berdaya,  yang seringkali kita paksa, di hina bahkan berbicara kasar dan kotor dihadapannya, ketika engkau marah,  kau hempaskan segala benda dihadapannya, kau balikkan meja,  kau banting


    kursi, bahkan kau pecahkan kaca dihadapan ibumu, lalu mengapa ibu tak mau menangis dihadapan anak- nakanya, meskipun hatinya sakit, perasaannya terluka. Karena dia sangat sayang pada anak tetesan darahya,  dia tak mau anaknya durhaka di akibatkan air mata ibunya, setiap sujudnya dia mendoakan kesuksesan anaknya, Ya Allah, sehatkan anakku, panjangkan umurnya, jadikan ia anak yang berbakti kepada kedua orangtuanya, ampuna anakku ya Rabb…, anakku harapan hidupku, permata bidadariku, pelipur larahku dikala duka, penyejuk hatiku dikala sedih. Begitula ibu, begitulah ayah, dia balas keburukanmu dengan kebaikan. Tapi sayang seribu sayang,  disaat engkau menyesal, ibumu dipangkuanmu sudah tak berdaya lagi,  kau peluk tubuhnya yang sudah dingin kakuh tertutup kain kapan, disaat kau cium keningnya, yang sudah terbaring kakuh tak bernyawa, barulah disitu kau berucap maafkan aku ibu… maafkan aku ayah… bangun ibu…. bangun ibu…, bangun ayah… aku ingin minta maaf. Demikian Nursalim dalam khotbahnya. (Nursalim Turatea).

    Komentar
    Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
    • Ketua IWO Indonesia Kepri Khatib Idul Fitri di Mesjid Thoriqul Jannah Mitra Raya Batam Center Batam Kota

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Terkini

    Topik Populer