
Pocut Asyva Azhari, anak buruh harian, diterima di Fakultas Kedokteran Hewan USK berkat beasiswa KIP Kuliah
Banda Aceh_Harian-RI.com
Sabtu pagi yang hangat di Gampong Jeulingke, Banda Aceh, menjadi momen tak terlupakan bagi keluarga Azhari Ismail dan Mutia Fitri. Rumah sederhana mereka didatangi langsung oleh Rektor Universitas Syiah Kuala (USK), Prof. Dr. Ir. Marwan, IPU, bersama jajaran pimpinan kampus dan perwakilan dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemdiktisaintek RI).
Kunjungan ini merupakan bentuk silaturahmi sekaligus penyerahan simbolis beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah kepada putri mereka, Pocut Asyva Azhari (18), yang diterima di Fakultas Kedokteran Hewan USK melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).
Pocut menjadi salah satu mahasiswa baru penerima KIP Kuliah tahun ini. Prestasi ini menjadi sorotan karena diraih dari latar belakang keluarga dengan kondisi ekonomi terbatas.
> “Kami datang bukan hanya untuk menyerahkan beasiswa, tapi juga untuk menyampaikan semangat bahwa keterbatasan bukanlah akhir dari segalanya. Pocut membuktikan, asal punya tekad, impian bisa dicapai,” kata Prof. Marwan.
Anak Pekerja Harian Lepas, Kini Calon Dokter Hewan
Ayah Pocut, Azhari Ismail, sehari-hari bekerja sebagai buruh harian lepas atau mocok-mocok di berbagai tempat, tanpa penghasilan tetap. Sementara ibunya, Mutia Fitri, juga membantu dengan pekerjaan serabutan demi mencukupi kebutuhan keluarga.
“Kadang ada kerja, kadang tidak. Tapi kami berusaha agar anak tetap bisa sekolah. Alhamdulillah sekarang Pocut bisa kuliah di USK. Itu di luar bayangan kami,” ujar Azhari dengan mata berkaca-kaca. Makanya anak2 saya masuk kan ke Sekolah kejuruan, di SMK Farmasi Cut Meutia Banda Aceh." Ujar ibunya Mutia Fitri menambahkan.
Pocut mengaku sangat terbantu dengan adanya KIP Kuliah, yang tidak hanya membiayai kuliahnya tetapi juga mencakup tunjangan biaya hidup bulanan. “Beasiswa ini bukan cuma membuat saya bisa kuliah, tapi juga meringankan beban orang tua saya,” ucap Pocut penuh syukur.
Komitmen Negara Hadir untuk Pendidikan
Perwakilan dari Kemdiktisaintek RI yang hadir dalam kunjungan itu menjelaskan bahwa KIP Kuliah merupakan bentuk nyata kehadiran negara dalam menjamin akses pendidikan tinggi bagi seluruh rakyat, terutama mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu.
> “Kami ingin memastikan bahwa anak-anak dari semua latar belakang punya kesempatan yang sama untuk kuliah. Seleksinya pun ketat: mulai dari nilai akademik, kondisi sosial ekonomi, hingga survei lapangan,” ujar pejabat Kemdiktisaintek RI.
USK sendiri tercatat sebagai salah satu perguruan tinggi dengan penerima KIP Kuliah terbanyak di Aceh. Program ini menanggung biaya kuliah penuh dan tunjangan biaya hidup antara Rp800 ribu hingga Rp1,4 juta per bulan, tergantung lokasi domisili mahasiswa.
Membawa Harapan bagi Generasi Muda
Kisah Pocut menjadi contoh nyata bahwa mimpi besar bisa tumbuh dari rumah yang sederhana. “Cita-cita saya ingin menjadi dokter hewan. Saya ingin kembali ke masyarakat, membantu peternak dan warga desa di bidang kesehatan hewan,” tutur Pocut penuh semangat.
Prof. Marwan pun menutup kunjungan dengan pesan inspiratif, “Semoga kisah Pocut menjadi penyemangat bagi anak-anak muda lainnya. Jangan pernah takut bermimpi besar. Pemerintah dan universitas akan terus hadir membuka jalan.”
Kehadiran KIP Kuliah bukan sekadar bantuan pendidikan, tetapi bentuk keberpihakan negara untuk menciptakan masa depan yang lebih setara dan berkeadilan. Bahkan bagi anak seorang buruh harian sekalipun, gerbang perguruan tinggi tetap terbuka lebar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar