Pangururan_Harian-RI.com
Pemkab Samosir, Sumatera Utara, terus berupaya menurunkan angka stunting dengan melakukan berbagai gerakan yang melibatkan aksi dari organisasi lintas sektoral. 

Wakil Bupati Samosir, Martua Sitanggang di Pangururan, Kamis, mengatakan dinas kesehatan telah melakukan berbagai aksi inovasi dalam penurunan stunting.

Diantaranya melalui program Remantri Sehati, (Remaja Putri Samosir Sehati Tanpa Anemia), Catinku Sabas (Calon Pengantin mendukung Samosir Bebas Stunting), Gemes Buku KIA (Gerakan membaca Sabtu buku kesehatan ibu dan anak) dan Gerbabs (Gerakan Stop Buang Air Besar Sembarangan). 

Demikian juga dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta pengendalian penduduk dan Keluarga Berencana dengan pembentukan dapur sehat (Dashat) di Kampung KB dan di Desa Lokus Stunting. 

Ia mengatakan penurunan stunting secara konvergen dilakukan secara terkoordinir, terpadu dan secara bersama-sama menyasar kelompok sasaran prioritas di desa. 

Secara konvergen dilakukan dengan mengintegrasikan dan menyelaraskan berbagai sumber daya dalam pencegahan stunting.

Ia juga menyampaikan pengukuran status gizi balita melalui aplikasi elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (E-PPGBM) pada bulan Agustus 2022 mengalami penurunan. Dari 1.233 balita (13,56%) pada tahun 2021 turun menjadi 952 (10,26%). 

Publikasi data stunting dilakukan mulai dari tingkat desa/kelurahan dengan menggunakan survey mawas diri (SMD), tingkat Puskesmas melalui Lokakarya mini bulanan dan Triwulan, tingkat Kabupaten dengan bentuk publikasi berupa foto kegiatan.

Dalam mengatasi sebaran  pravelensi stunting pada tingkat layanan puskesmas, kecamatan dan desa, Martua Sitanggang mengajak tim mulai dari tingkat desa hingga kabupaten untuk memperkuat komitmen bersama, berinovasi berbasis karakteristik Wilayah.