
Simeulue_Harian-RI.com
Ancaman abrasi pantai kembali menghantui pemukiman warga di pesisir Kabupaten Simeulue. Kali ini, sebuah rumah milik Herman, warga Desa Labuhan Bakti, Kecamatan Teupah Selatan, mengalami kerusakan parah setelah pondasi dan lantainya terus terkikis gelombang pasang air laut. Selasa, (26/8/2025).
Akibat abrasi yang semakin parah, setengah badan rumah tersebut kini nyaris roboh. Setiap musim barat, hantaman ombak kian memperburuk kondisi, membuat rumah tak lagi layak huni dan membahayakan penghuninya.
“Setiap malam kami merasa was-was, apalagi kalau air pasang besar datang. Rumah sudah hancur separuh, kami takut sewaktu-waktu bisa roboh. Mau pindah pun sulit, karena hanya ini tanah yang kami miliki,” ungkap Herman dengan nada cemas.
Ia menuturkan, kondisi abrasi sudah berlangsung cukup lama, namun semakin mengkhawatirkan dalam beberapa bulan terakhir akibat gelombang pasang musim barat. “Kami sangat berharap perhatian dan bantuan dari pemerintah maupun para anggota dewan DPRK Simeulue, khususnya dari dapil kami, untuk membantu merehab rumah ini. Kalau dibiarkan, rumah bisa habis seluruhnya. Seandainya kami orang mampu mungkin bisa kami atasi sendiri, namun dengan kondisi ekonomi pas-pasan, apa daya selain pasrah pada keadaan,” tambahnya.
Warga sekitar turut menyuarakan keprihatinan yang sama. Mereka menilai diperlukan penanganan serius dan jangka panjang, seperti pembangunan tanggul penahan ombak atau pengamanan garis pantai, agar abrasi tidak semakin meluas dan merugikan masyarakat.
Fenomena abrasi di Simeulue bukanlah hal baru. Berulang kali masalah ini mencuat, namun hingga kini belum ada penanganan menyeluruh dari pihak berwenang. Masyarakat pun berharap pemerintah daerah segera turun tangan sebelum lebih banyak rumah yang rusak dan warga kehilangan tempat tinggal. (BS).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar