
Batubara_Harian-RI.com
Polemik kepemimpinan di Desa Tanjung Seri, Kecamatan Laut Tador, Kabupaten Batubara, terus bergulir. Sejumlah warga melayangkan surat pengaduan ke Pemerintah Kabupaten Batubara terkait kinerja salah seorang Kepala Dusun (Kadus) yang dinilai tidak memuaskan dan tidak berpihak kepada masyarakat.
Masalah berawal dari proses pemilihan perangkat desa yang ditentukan melalui tes IQ, bukan dari pilihan langsung masyarakat. Hal ini membuat sebagian warga merasa kecewa. Mereka menilai, sejak awal proses sudah menimbulkan masalah, dan hingga kini hasilnya pun masih menimbulkan ketidakpuasan.
Sejak Agustus hingga September 2025, warga melalui perwakilannya, Gusnar Hutapea dan Gusnar Muluady, telah menyampaikan surat keberatan kepada pihak kecamatan hingga Pemkab Batubara. Pada Rabu (10/9/2025), Camat Laut Tador, Suardi, S.Sos, menegaskan akan segera menindaklanjuti laporan warga.
“Kami sudah menerima surat itu, dan hari ini juga akan kami teruskan ke desa. Isinya antara lain pemanggilan pihak yang bersangkutan (Kadus), tokoh masyarakat, BPD, dan warga, untuk duduk bersama dalam rapat resmi. Semua keputusan akan dicatat dalam notulen dan dijawab langsung oleh oknum Kadus,” ujar Suardi di ruang kerjanya.
Suardi menambahkan, pihak kecamatan bukan mengabaikan laporan warga, tetapi menunggu instruksi atasan. “Surat itu sudah kami baca, kami tetap tanggapi, hanya saja kami menunggu perintah dari kepala daerah,” tegasnya.
Di sisi lain, warga juga mengeluhkan sikap Kadus yang dianggap tidak fokus menjalankan tugas karena bekerja di perusahaan di Kuala Tanjung. Warga menilai, Kadus kurang berkarisma, tidak merakyat, serta sering mengabaikan keluhan masyarakat.
Upaya mediasi semakin ramai ketika surat warga sempat salah disposisi ke bidang yang tidak terkait, sehingga menimbulkan kekecewaan. Namun, pertemuan warga dengan pihak Inspektorat yang diwakili Hasrul memberi harapan. “Informasi ini akan kami tindaklanjuti. Kita adalah mitra, dan tentu siap membantu warga dalam menyelesaikan persoalan,” ujarnya ramah.
Warga berharap, Pemkab Batubara dapat mengambil keputusan yang tegas dan nyata atas masalah ini. “Ketidakpuasan warga adalah bentuk ketidakpercayaan. Maka sudah seharusnya ada evaluasi serius terhadap kinerja perangkat desa yang tidak amanah,” ujar seorang warga Dusun XII yang enggan disebut namanya.
Sebagai penutup, warga berpesan bahwa perbedaan dan persoalan di desa jangan sampai menimbulkan perpecahan. Mereka mengajak semua pihak untuk mengedepankan rasa persaudaraan, musyawarah, dan sikap saling peduli.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar