Serang_Harian-RI.com
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) semakin menunjukkan komitmennya dalam membangun kepemimpinan akademik yang berorientasi global. Melalui kegiatan Dialog Pendidikan Antarbangsa 2025, kampus ini berhasil menghadirkan sejumlah pakar dari berbagai negara untuk berbagi pemikiran, pengalaman, dan riset terbaru di bidang pendidikan.
Kegiatan yang berlangsung selama Oktober hingga November 2025 ini digelar sebagai upaya memperkaya wawasan sivitas akademika mengenai tren pendidikan modern di tingkat internasional. Sejumlah narasumber memberikan pandangan mengenai perkembangan riset, kebijakan pendidikan, serta tantangan yang dihadapi dunia pendidikan di era teknologi yang berubah cepat.
Sesi pembuka menyoroti peran neurosains dalam membangun kualitas pembelajaran. Para ahli menjelaskan bagaimana mekanisme kerja otak dapat dijadikan dasar untuk merancang pola pengajaran yang lebih efektif dan humanis. Materi ini memberikan pemahaman baru bahwa proses belajar tidak dapat dilepaskan dari cara otak menerima, mengolah, dan menyimpan informasi.
Selanjutnya, forum menghadirkan akademisi dari negara kawasan Asia Tenggara dan Asia Barat untuk membahas perkembangan kebijakan pendidikan masing-masing. Diskusi mencakup pemerataan akses belajar, reformasi kurikulum, hingga tantangan global yang memengaruhi kualitas pendidikan. Para peserta memperoleh gambaran bahwa setiap negara memiliki model kebijakan yang dapat dipelajari dan dikembangkan lebih lanjut.
Dalam rangkaian kegiatan tersebut, peserta juga mendapatkan materi mengenai metodologi penelitian mutakhir. Salah satu sesi penting membahas teknik menata Systematic Literature Review yang kini menjadi dasar utama dalam penulisan ilmiah di tingkat doktoral. Penekanan diberikan pada kerapian struktur, ketepatan analisis, dan pentingnya konsistensi dalam mengutip sumber ilmiah.
Selain itu, forum turut memberikan ruang pembahasan mengenai kekuatan penelitian kualitatif dalam memahami dinamika pendidikan. Narasumber menegaskan bahwa persoalan pendidikan seringkali lebih mudah dipetakan melalui pendekatan kultural dan sosial, sehingga inovasi yang lahir dapat lebih dekat dengan kebutuhan masyarakat.
Direktur Pascasarjana Untirta, Prof. Aan Asphianto, menyatakan bahwa Dialog Pendidikan Antarbangsa 2025 ini menjadi langkah penting dalam memperluas jaringan akademik kampus. Ia meyakini bahwa kolaborasi internasional akan membantu Untirta semakin adaptif, terutama dalam menghadapi kebutuhan penelitian dan pengembangan ilmu yang semakin beragam.
Koordinator Program Doktor Pendidikan Untirta, Prof. Dr. Asep Muhyidin, menambahkan bahwa kegiatan ini memberikan ruang dialog akademik yang produktif. Ia berharap peserta dapat memanfaatkan pengalaman ini untuk meningkatkan kualitas karya ilmiah dan membangun kontribusi nyata bagi perkembangan pendidikan nasional.
Melalui pelaksanaan Dialog Pendidikan Antarbangsa 2025, Untirta menegaskan posisinya sebagai perguruan tinggi yang terus membuka diri terhadap perubahan global. Kegiatan ini menjadi momentum untuk memperkuat tradisi akademik, memperluas kolaborasi riset, dan meningkatkan daya saing komunitas ilmiah kampus di kancah internasional. (Redaksi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar