Banda Aceh_Harian-RI.com
Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Aceh bergerak cepat menangani kerusakan infrastruktur akibat banjir dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Aceh. Penanganan tanggap darurat dilakukan secara intensif untuk memulihkan konektivitas jalan nasional, khususnya di lintas barat Aceh yang sempat terputus.
Pelaksanaan pekerjaan tanggap darurat telah dimulai sejak 28 November 2025 dengan fokus pada titik-titik vital yang terdampak paling parah. Salah satu lokasi prioritas adalah Jembatan Krueng Beutong yang mengalami kerusakan berat pada bagian oprit serta jalan pendekat sepanjang kurang lebih 350 meter.
Melalui mobilisasi alat berat dan pengerahan personel di lapangan, BPJN Aceh berhasil memulihkan fungsi jembatan tersebut. Saat ini, Jembatan Krueng Beutong telah dapat dilalui kendaraan roda dua dan roda empat, sehingga arus transportasi kembali berjalan.
Selain penanganan darurat menggunakan jembatan kayu sementara, BPJN Aceh juga tengah membangun jembatan rangka baja panel darurat (bailey) dengan bentang 30 meter. Hingga pertengahan Desember, progres pembangunan jembatan bailey tersebut telah mencapai sekitar 60 persen dan ditargetkan rampung pada 30 Desember 2025.
Tak hanya pada struktur jembatan, BPJN Aceh juga melakukan pembersihan sedimen lumpur, perbaikan badan jalan, serta relokasi trase di sejumlah titik terdampak. Di ruas Genting Gerbang–Celala–Batas Aceh Tengah/Nagan Raya, tepatnya di STA 18+900 dan STA 2+300, badan jalan yang sebelumnya terputus kini telah kembali fungsional dan dapat dilalui kendaraan.
Berdasarkan data BPJN Aceh, gangguan konektivitas di lintas barat mencakup ruas Batas Aceh Tengah/Nagan Raya–Lhokseumawe–Jeuram dengan total delapan titik terputus, terdiri atas tujuh titik jalan dan satu jembatan, yakni Jembatan Krueng Beutong. Seluruh titik tersebut kini telah ditangani secara bertahap.
Sementara itu, pada ruas Genting Gerbang–Celala–Batas Aceh Tengah/Nagan Raya, tercatat sebanyak 27 titik longsor dan dua titik badan jalan putus akibat banjir dan longsor. Seluruh ruas tersebut saat ini telah kembali berfungsi dan dapat dilalui kendaraan.
Sejumlah ruas strategis lainnya, seperti Genting Gerbang–Celala–Batas Aceh Tengah/Nagan Raya–Lhokseumawe–Jeuram hingga Simpang Peut, kini kembali beroperasi sebagai jalur penghubung utama antara wilayah tengah dan wilayah barat Aceh.
Dalam upaya percepatan pemulihan, Satker Pembangunan Jalan Nasional Wilayah II Aceh juga menerima dukungan satu unit jembatan bailey dari BPJN Riau pada 20 Desember 2025. Bantuan tersebut dimanfaatkan untuk mempercepat pemulihan akses di ruas Beutong Ateuh–Genting Gerbang.
Kepala BPJN Aceh, Heri Yugiantoro, S.T., M.T., bersama Kepala Satuan Kerja PJN Wilayah II (Barat), Akbar Hikmi, S.T., M.T., memastikan seluruh pekerjaan tanggap darurat dilakukan sesuai prosedur dan standar keselamatan. Progres penanganan terus dipantau hingga akses jalan benar-benar aman dan layak dilalui masyarakat.
BPJN Aceh menegaskan bahwa sebagai unit kerja di bawah Kementerian Pekerjaan Umum, seluruh penanganan jalan nasional di Aceh dilakukan langsung oleh pemerintah pusat dan tidak berada di bawah kewenangan Dinas PUPR Provinsi Aceh.
“Pemulihan infrastruktur ini diharapkan dapat segera mengembalikan mobilitas masyarakat, mendukung aktivitas ekonomi, serta memperkuat konektivitas wilayah barat Aceh yang sempat lumpuh akibat bencana alam,” ujar Heri Yugiantoro dalam keterangan tertulis kepada media, Senin (22/12/2025).



Tidak ada komentar:
Posting Komentar