Meneroka Kebahagiaan
  • Jelajahi

    Best Viral Premium Blogger Templates

    Kode IT


    terkini

    Meneroka Kebahagiaan

    Dimas ( Redaksi )
    28 April 2024, 4/28/2024 10:12:00 AM WIB Last Updated 2024-04-28T03:12:21Z

      





    Harian-RI.com

    KATA peribahasa Tiongkok, "Kalau ingin bahagia dalam satu jam, tidurlah. Jika kita ingin bahagia satu hari, maka memancinglah. Namun jika ingin bahagia selama setahun, dapat warisan (harta), dan jika kita ingin bahagia selamanya, maka berbuat baiklah."


    Ibnu Rusyd, sering dilatinkan sebagai Averroes, seorang filsuf dan pemikir Islam dari Al-Andalus (kini masuk Spanyol), memiliki prespektif yang lebih mendalam tentang kebahagiaan. 


    Baginya, kebahagiaan bukanlah sekadar merasa senang atau puas secara materi atau emosional. Kuncinya terletak pada keseimbangan antara akal dan akhlak. 


    Sebab akal yang sehat dan terpelihara dapat memahami realitas dan tujuan hidup, sementara akhlak yang baik dan perilaku yang benar membimbing individu untuk hidup sesuai dengan nilai-nilai moral yang diberikan agama. 


    Selain itu, kebahagiaan dapat diraih melalui pendidikan dan pemahaman. Baginya, kebahagiaan bukanlah hasil dari kebodohan atau ketidaktahuan, tetapi dari pengetahuan yang diperoleh melalui usaha intelektual dan pencerahan spiritual. 


    Yang paling penting, sebagai seorang cendekiawan Muslim, Ibnu Rusyd meyakini bahwa kebahagiaan yang paling tinggi ketika merasakan kedekatan dengan Sang Pencipta dan hidup sesuai dengan ajaran-Nya. 


    Dengan menjalani kehidupan yang saleh dan bertakwa, seseorang dapat mencapai kebahagiaan yang abadi, yang tidak tergantung pada kondisi materi atau situasi eksternal. 


    Bagaimana menurut Anda? (Nursalim Turatea).

    Komentar
    Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
    • Meneroka Kebahagiaan

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Terkini

    Topik Populer