DIRJEN DIKTI pada Rakor TDMRC 2025: Perlu Penguatan Konsorsium Perguruan Tinggi dalam Upaya Pengurangan Risiko Bencana
  • Jelajahi

    Best Viral Premium Blogger Templates

    Kode IT


    terkini

    DIRJEN DIKTI pada Rakor TDMRC 2025: Perlu Penguatan Konsorsium Perguruan Tinggi dalam Upaya Pengurangan Risiko Bencana

    Dimas ( Redaksi )
    9 Februari 2025, 2/09/2025 03:34:00 PM WIB Last Updated 2025-02-09T08:34:01Z



    Banda Aceh_Harian-RI.com

    Tsunami and Disaster Mitigation Research Center (TDMRC) Universitas Syiah Kuala (USK) menyelenggarakan Rapat Koordinasi (Rakor) tahunan pada Sabtu, 8 Februari 2025. Acara ini dihadiri oleh hampir 80 peneliti aktif TDMRC serta sejumlah tokoh penting dalam bidang akademik dan penelitian kebencanaan.

    Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen DIKTI) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (KemenDiktiSaintek), Prof. Dr. Khairul Munadi, ST. M.Eng, hadir memberikan arahan dalam Rakor tersebut. Turut pula hadir Rektor USK, Prof. Dr. Ir. Marwan, Wakil Rektor I Bidang Akademik, Prof. Dr. Ir. Agussabti, serta salah satu pendiri TDMRC, Prof. Dr. Ir. M. Dirhamsyah, yang saat ini menjabat sebagai Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Ar-Raniry.

    Menurut Prof. Khairul Munadi, TDMRC USK dapat menjadi contoh praktik baik dalam implementasi konsep kampus berdampak, yakni pendekatan pendidikan tinggi yang transformatif dan tengah dikembangkan oleh KemenDiktiSaintek. Saat ini KemenDiktiSaintek sedang mengupayakan penyederhanaan administrasi kepegawaian di lingkungan perguruan tinggi agar dapat memberikan ruang lebih kepada para dosen dan tenaga kependidikan untuk berkarya. Prof. Khairul Munadi juga merupakan Direktur TDMRC USK dari tahun 2013 sampai dengan 2021 sebelum kemudian diangkat menjadi Atase Pendidikan dan Kebudayaan pada Kedutaan Besar Republik Indonesia di Inggris. 

    Dalam kesempatan yang sama, Dirjen DIKTI juga menekankan pentingnya penguatan paradigma pengurangan risiko bencana di Indonesia tidak hanya menyasar masyarakat, tapi juga elemen lain seperti dunia usaha dan pemerintah. Ikhtiar dalam pengurangan risiko bencana perlu menjadi pilihan awal aksi sehingga tidak selalu mengarah pada paradigma fatalis. Dirjen DIKTI juga mengingatkan perlunya penguatan konsorsium perguruan tinggi dalam menyelesaikan masalah-masalah kebencanaan di Indonesia. 

    Rakor ini menjadi forum evaluasi pencapaian penelitian tahun 2024 oleh 10 divisi riset di TDMRC USK. Selain itu, para peneliti juga mengkoordinasikan kegiatan/kerja tahun 2025 dengan fokus pada penguatan kolaborasi lintas disiplin dalam penelitian kebencanaan.

    Direktur TDMRC, Prof. Syamsidik, menekankan pentingnya kolaborasi antar-divisi untuk mendukung penelitian yang lebih komprehensif dan berdampak luas. Ia juga menyoroti pentingnya menjaga semangat kerja sama dan kekeluargaan di antara para peneliti sebagai salah satu faktor kekuatan dalam pengembangan riset kebencanaan yang inovatif dan berkelanjutan.


    “Saat ini TDMRC sedang mendorong kerjasama lintas divisi untuk mendukung upaya kolaborasi penelitian lintas disiplin ilmu, sehingga harapannya dapat memberi solusi lebih konkrit dan luas terhadap permasalahan kebencanaan, dalam hal ini juga saya merasa sangat bahagia dan bangga atas kehadiran Dirjen DIKTI dan pimpinan tinggi universitas, tentu hal ini menjadi spirit luar biasa untuk kami para peneliti di TDMRC” tegas Prof. Syamsidik selaku Direktur TDMRC.

    Melalui Rakor ini, TDMRC berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam riset kebencanaan, baik di tingkat nasional maupun internasional, guna memperkuat ketahanan masyarakat dalam menghadapi bencana.

    TDMRC didirikan pada tahun 2006 sebagai respons terhadap tsunami Aceh 2004. Saat ini, TDMRC menempati gedung baru di kompleks USK dan terdiri dari 10 divisi atau klaster penelitian, yaitu: Mitigasi Tsunami, Mitigasi Geohazards, Pendidikan Kebencanaan, Manajemen Risiko Bencana, Ketahanan Infrastruktur, Hidrometeorologi dan Perubahan Iklim, Knowledge Management, Human Security, and Society, Health Crisis and Community Preparedness, Tata Kelola Risiko Strategis dan Pelatihan Kebencanaan.

    Selain itu, TDMRC juga mengelola satu jurnal berakreditasi nasional SINTA-2, Indonesian Journal of Disaster Management (IJDM), serta satu Unit Kegiatan relawan mahasiswa untuk kebencanaan bernama FASTANA.

    Prof. Khairul Munadi menjelaskan bahwa TDMRC lahir dari kesadaran bahwa bencana bukan sekadar takdir, melainkan fenomena alam yang dapat dikelola dengan pendekatan sains dan teknologi. Ia menekankan bahwa interaksi lintas disiplin dalam penelitian kebencanaan adalah kunci keberhasilan.

    Ia juga menyoroti pentingnya riset berbasis tantangan (challenge-based research) yang berorientasi pada solusi nyata bagi permasalahan kebencanaan.

    “Selain riset berbasis keingintahuan, kita juga mendorong penelitian yang mampu menyelesaikan persoalan yang ada,” tambahnya.

    Agar lebih berdampak luas, Dirjen DIKTI menekankan pentingnya peningkatan komunikasi sains kepada berbagai pemangku kepentingan, terutama untuk tujuan edukasi dan mengubah pola pikir masyarakat.

    Rektor USK, Prof. Marwan, turut menegaskan bahwa selama hampir 20 tahun, TDMRC USK telah membuktikan kontribusinya dalam riset kebencanaan, baik di tingkat nasional maupun internasional. Ia berharap bahwa TDMRC dapat terus berkembang sebagai pusat unggulan dalam bidang mitigasi bencana dan penguatan ketahanan masyarakat. Selain itu, Rektor juga turut mengharapkan bahwa TDMRC dapat menunjang program Mendiktisaintek yang menggaungkan kampus berdampak.

    Komentar
    Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
    • DIRJEN DIKTI pada Rakor TDMRC 2025: Perlu Penguatan Konsorsium Perguruan Tinggi dalam Upaya Pengurangan Risiko Bencana

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Terkini

    Topik Populer