
Banda Aceh_Harian-RI.com
Pemerintah Kota Banda Aceh bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) menggelar Lokakarya Awal Kajian Risiko Bencana (KRB) selama dua hari, 3–4 Juli 2025. Bertempat di Ruang VIP Sidiq Kopi, kegiatan ini menandai dimulainya proses penyusunan dokumen penting yang akan menjadi fondasi perencanaan pembangunan berbasis kebencanaan di ibu kota Provinsi Aceh tersebut. Program ini didanai melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA) tahun 2025 dan merupakan bagian dari implementasi Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kebencanaan yang wajib dipenuhi oleh setiap pemerintah daerah di Indonesia.
Hari pertama lokakarya dibuka secara resmi oleh Wali Kota Banda Aceh yang diwakili oleh Staf Ahli Bidang Keistimewaan, Kemasyarakatan, dan Sumber Daya Manusia, Ardiansyah, S.STP., M.Si. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya menyusun dokumen KRB yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, sebagai dasar dalam menetapkan arah kebijakan mitigasi risiko bencana yang lebih terukur dan tepat sasaran.
Kegiatan hari pertama berfokus pada sosialisasi awal penyusunan Kajian Risiko Bencana Kota Banda Aceh serta diskusi mendalam melalui forum grup diskusi (FGD) mengenai Indeks Ketahanan Daerah (IKD). Peserta yang hadir berasal dari berbagai unsur instansi pemerintahan, termasuk para kepala dinas dan pejabat teknis di lingkungan Pemerintah Kota Banda Aceh. Forum ini menghadirkan sejumlah narasumber kompeten di bidangnya. Putrayana, Kepala Seksi Darurat dan Logistik BPBD Kota Banda Aceh, memaparkan kondisi dan tantangan kebencanaan di tingkat lokal. Sementara itu, pengantar tentang IKD dan kerangka kerja KRB disampaikan langsung oleh Nanda Aviori Nazar dari Direktorat Pemetaan dan Evaluasi Risiko Bencana, BNPB. Proses fasilitasi teknis dilakukan oleh dua tenaga ahli, yakni Ismiatul Ramadhian Nur, S.T., M.Si. dan Risma Sunarty, S.Si., M.Si., yang membantu menggali potensi, hambatan, serta kebutuhan daerah dalam penguatan kapasitas ketahanan bencana.
Plt. Kepala Pelaksana BPBD Kota Banda Aceh, Ardi Asyadi, S.Sos., yang turut hadir sepanjang kegiatan menyampaikan apresiasi tinggi kepada BPBA atas dukungannya. “Kami sangat berterima kasih atas fasilitasi dari provinsi. Penyusunan KRB ini sangat penting, tidak hanya sebagai dokumen teknis, tapi juga sebagai sumber informasi yang akurat untuk pembangunan ke depan. Ini bukan hanya kewajiban administratif, tapi kebutuhan nyata daerah,” ujarnya.
Memasuki hari kedua, kegiatan difokuskan pada penggalian akar masalah kebencanaan di tingkat komunitas, sekaligus pelaksanaan survei awal Indeks Kesiapsiagaan Masyarakat (IKM). Para camat dari sembilan kecamatan se-Kota Banda Aceh bersama sejumlah perwakilan keuchik dari berbagai gampong hadir sebagai peserta. Survei ini dirancang untuk menjangkau setidaknya 50 gampong di Kota Banda Aceh guna memperoleh gambaran riil mengenai tingkat kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana. Proses penggalian informasi dilakukan secara partisipatif untuk memastikan hasil yang diperoleh benar-benar mencerminkan kondisi lapangan.
Dalam empat bulan ke depan, seluruh rangkaian kegiatan ini akan menghasilkan sejumlah output penting, mulai dari dokumen utama Kajian Risiko Bencana Kota Banda Aceh, peta sebaran risiko berdasarkan jenis bencana, hingga matriks risiko yang memuat klasifikasi wilayah berdasarkan tingkat bahaya, kerentanan, dan kapasitas. Dokumen-dokumen ini akan menjadi rujukan lintas sektor dalam menyusun perencanaan tata ruang, pembangunan infrastruktur, serta langkah-langkah mitigasi dan respons darurat yang lebih presisi.
Lebih dari sekadar memenuhi mandat regulasi, kegiatan ini menunjukkan komitmen serius Pemerintah Kota Banda Aceh dalam membangun sistem penanggulangan bencana yang tangguh, terukur, dan inklusif. Di tengah meningkatnya intensitas bencana akibat perubahan iklim dan tekanan pembangunan, kehadiran dokumen risiko yang valid dan partisipatif menjadi kebutuhan mendesak. Harapannya, Banda Aceh ke depan tak hanya siap menghadapi bencana, tetapi juga mampu bangkit dan tumbuh lebih kuat pascabencana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar