Batam_Harian-RI.com
Dari sebuah kampung di pesisir selatan Sulawesi, seorang anak muda bernama Arjun menapaki jalan panjang penuh liku. Ia bukan pejabat, bukan pula petualang terkenal. Namun kisah hidupnya sebagai pekerja perantau menjelma menjadi cermin keteguhan hati dan keberanian seorang anak bangsa yang menembus batas dunia.
Arjun berasal dari Turatea, Jeneponto, sebuah daerah yang dikenal dengan semangat juang dan kerja keras warganya. Pada tahun 2013, langkah besar pertama ia ambil: meninggalkan tanah kelahiran menuju Irak, negeri yang kala itu masih bergolak akibat konflik. Tiga tahun lamanya ia bertahan di sana, bekerja di bawah terik matahari dan ancaman keamanan yang tak menentu. “Saya belajar bahwa keberanian sejati bukan melawan musuh, tapi melawan rasa takut di dalam diri,” ujarnya suatu ketika.
Usai kontrak kerja di Irak berakhir, Arjun melanjutkan pengembaraan ke Rusia. Di negeri bersalju itu, ia beradaptasi dengan suhu ekstrem dan budaya kerja yang disiplin. Setahun di Rusia memberinya pelajaran tentang ketepatan waktu, tanggung jawab, dan kerja profesional. “Rusia keras, tapi justru di sanalah saya belajar menghargai waktu,” kenangnya.
Langkah berikutnya membawanya ke Brasil, tanah yang terkenal dengan samba dan sepak bolanya. Selama setahun, Arjun bekerja dan tinggal di Hotel Ibis—tempat yang menjadi saksi perjalanan hidupnya di benua Amerika Selatan. Masyarakat Brasil yang hangat dan penuh tawa membuatnya menyadari bahwa kebahagiaan tak selalu diukur dari harta. “Mereka sederhana, tapi hatinya kaya,” tuturnya.
Dari Amerika Selatan, Arjun menyeberang ke Amerika Serikat, tepatnya di kawasan Tobaco. Setelah itu, ia melanjutkan perjalanan ke Mauritania, negeri di Afrika Barat yang berbatasan dengan Senegal. Di tanah kering dan panas itu, ia menyaksikan kehidupan yang serba terbatas namun penuh ketulusan. Arjun belajar arti bersyukur di tengah kekurangan.
Tak berhenti di sana, langkahnya terus berlanjut ke Arab Saudi, lalu ke Vietnam, India yang disebutnya sebagai “kaki naga”, hingga Malaysia, negeri bertingkat tinggi dengan menara kembar Petronas yang megah. Di setiap tempat, ia menyimpan kisah, pelajaran, dan kenangan yang membentuk dirinya menjadi pribadi yang tangguh dan rendah hati.
Kini, setelah bertahun-tahun menjelajahi berbagai benua, Arjun sering merenungi arti dari semua perjalanan itu. “Saya bukan mencari kemewahan, tapi pengalaman dan rezeki yang halal. Dunia ini luas, tapi hati manusia yang sabar jauh lebih luas,” ujarnya dengan senyum tenang.
Perjalanan Arjun adalah kisah tentang keberanian meninggalkan zona nyaman, tentang kesetiaan pada nilai kerja keras, dan tentang doa seorang anak kampung yang tak pernah padam di tanah rantau. Ia membuktikan bahwa di mana pun langkah berpijak, semangat dan doa dari kampung halaman selalu menjadi penuntun yang tak tergantikan.
Dr. Nursalim, M.Pd.
Ketua Afiliasi Pengajar, Penulis Bahasa, Sastra, Budaya, Seni, dan Desain Provinsi Kepulauan Riau. (Nursalim Tinggi).



Tidak ada komentar:
Posting Komentar